Pemerintah juga mendorong sekolah-sekolah di wilayah PPKM level 1 hingga level 3 untuk segera membentuk Satgas Covid-19 tingkat sekolah. Tujuannya untuk mendukung efektivitas pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Direktur Sekolah Dasar, Kemendikbudristek, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd., menyampaikan saat ini semakin banyak daerah yang sudah melaksanakan PTM terbatas. Meski demikian masih ada beberapa daerah yang belum menggelar pembelajaran tatap muka karena kondisi wilayah yang masih rawan penyebaran Covid-19.

“Harapannya memang seluruh daerah sudah mencapai PPKM level 1, 2 dan 3 dan sudah tidak ada lagi daerah yang berada di level 4. Agar PTM terbatas dapat segera dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia,” kata Sri Wahyuningsih dalam Dialog Produktif Semangat Selasa bertajuk ‘Adaptasi Anak Demi Sukses Pendidikan Tatap Muka’ yang digelar oleh Kominfo bekerja sama dengan Komite Penangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) serta FMB9, 26 Oktober 2021.

Sri Wahyuningsih mengatakan Kemendikbudristek selalu mendata dan mengevaluasi kesiapan satuan pendidikan dalam melakukan PTM terbatas. Ia juga menghimbau semua pihak terus memantau penerapan protokol kesehatan di sekolah sesuai prosedur yang tertuang dalam SKB 4 Menteri. Satgas Covid-19 tingkat desa harus memaksimalkan perannya, dan Satgas Covid-19 tingkat sekolah juga harus dijalankan tugasnya.

“Kini sudah ada 72% sekolah yang berada di daerah PPKM level 1, 2 dan 3 yang melaksanakan PTM terbatas. Yang terpenting adalah penerapan protokol kesehatan bagi seluruh warga satuan pendidikan sesuai dengan SKB 4 Menteri. Khusus di level 3 kita masih mendorong 50% dari kapasitas ruangan yang boleh terisi. Sedangkan di level 2 dan 1 untuk jenjang SD, MI, SLB dan PAUD kapasitas 70% dengan jaga jarak minimal 1 meter,” terangnya.

Apabila ditemukan klaster baru di satu sekolah, kata Sri Wahyuningsih, pihak sekolah harus melakukan testing, tracing dan treatment. Selain itu harus ada pemantauan dari pemerintah daerah dan satgas daerah masing-masing. Apabila dari hasil pemantauan terdapat 1-5% paparan Covid-19, maka harus dilakukan intervensi dengan melakukan pemeriksaan dan karantina rombongan belajar tersebut.

Apabila hasil tes-nya ada 5% ke atas maka harus dilakukan activation standing test untuk semua peserta didik yang melakukan PTM terbatas. Dan kegiatan PTM terbatas harus diberhentikan sementara. “Sosialisasi terkait ini terus kami lakukan. Supaya pihak sekolah pihak-pihak terkait lainnya tahu apa yang harus dilakukan ketika ditemukan warga sekolah yang terkonfirmasi positif Covid-19,” kata Direktur Sekolah Dasar.

Dedi Supandi, S.STP., M.Si., Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melaporkan kondisi di wilayahnya yang semakin membaik. Dedi mengatakan daerah yang berada di level 1 di Jawa Barat ada sebanyak 12 kabupaten dan kota. Level 2 ada 11 kabupaten/kota, dan level 3 ada 14 kabupaten/kota.

Sukseskan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas dengan Kerjasama Semua Pihak

“Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terus menurun. Ini menandakan bahwa kondisi pandemi semakin membaik dan tentu ini momentum untuk melakukan pembelajaran tatap muka,” katanya. Saat ini sudah lebih dari 60 persen sekolah di Jawa Barat yang melakukan pembelajaran tatap muka terbatas. Dan jumlah tersebut terus bertambah.

Untuk wilayah Kota Bogor dan Depok, PTM terbatas baru dilaksanakan tanggal 8 Oktober. Persiapan PTM terbatas di Jawa Barat sendiri yaitu dengan menyiapkan seluruh sarana dan prasarana. Pengawas sekolah diwajibkan melakukan pengecekan terhadap sarana dan prasarana yang berada di setiap sekolah.

“Kita juga memperkuat disiplin protokol kesehatan pada anak-anak saat di sekolah, di rumah maupun di lingkungan luar sekolah. Sosialisasi juga masih terus kita lakukan baik lewat pengawas sekolah, cabang dinas maupun melalui media yang lainnya,” kata Dedi.

Iswar Aminuddin, Sekretaris Daerah Kota Semarang mengatakan PTM terbatas di daerahnya berjalan dengan kondusif. Semua sarana dan prasarana sudah disiapkan dengan baik, protokol kesehatan diterapkan secara ketat.

Sukseskan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas dengan Kerjasama Semua Pihak

“Kota Semarang sekarang sudah masuk PPKM level 1. Dari 1.256 sekolah semua sudah melakukan PTM terbatas dengan orang tua yang sudah mengizinkan anak-anaknya untuk pergi ke sekolah. Kami juga melakukan pendekatan melalui organisasi sekolah agar anak-anak mau divaksin. Sehingga mereka pun nyaman saat divaksin dan orang tua juga merasa yakin dengan vaksin yang telah didapatkan oleh anaknya. Sampai saat ini yang sudah divaksin berjumlah 99%,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Seto Mulyadi, Psikolog dan Pemerhati Anak mengatakan pada dasarnya semua anak kreatif. Tapi tanpa kita sadari kreativitas mereka terpasung, karena selama pembelajaran daring anak-anak merasa terbebani.

Sukseskan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas dengan Kerjasama Semua Pihak

“Jadi pada pembelajaran daring dimohon untuk tidak menuntaskan kurikulum untuk mengejar kenaikan kelas atau kelulusan. Justru di masa ini kita memberikan waktu luang untuk kreativitas yang luas untuk anak-anak kita. Kita dapat mendorong mereka mengeluarkan ide-ide unik, ide-ide orisinal, dan ide-ide cemerlang,” kata pria yang akrab disapa Kak Seto ini.

Kak Seto juga menghimbau para orangtua untuk menjaga kesehatan fisik maupun mental, lebih tegar dan tidak mudah tersinggung, serta selalu menjaga waktu tidur yang teratur. Orangtua harus menghindari adanya tindakan kekerasan pada anak.

“Selama pandemi banyak anak yang terlalu ditekan oleh orangtua. Dalam kondisi seperti ini justru orangtua harus mengembangkan diskusi, ngobrol bareng, saling menguatkan dan menerima masukan sehingga jadikan keluarga sebagai super team yang tangguh dan kuat,” katanya.